Rabu, 10 Juli 2013

Air Mata Penawar Lara


Tadi malam, entah untuk yang keberapa kalinya aku gelisah, segala rasa berkecamuk dalam dada bagai kobaran api yang menjilat-jilat, bagai gunung merapi yang bergemuruh, bagai debur ombak dikala pasang, bagai badai angin nan meliuk-liuk tak tentu arah. 

Selalu....
begitulah gambaran singkat yang aku alami tiap kali aku merasakan rindu untuk bertemu dalam keadaan ketidakpastian. Ketidakpastian yang memang memaksaku untuk tetap disini,. 
Sungguh aku sangat ingin untuk ke Sukabumi, ketempat dimana ia bercanda ria dengan sanak keluarganya. Sangat ingin aku membaur bersama menertawakan lelucon senja. Namun apalah dayaku kini.... Aku hanya tertunduk menahan gejolak cinta nan menggelora. Entah sampai kapan aku akan tetap seperti ini, terpenjara dalam kilauan jeruji emas. 

Dan yang membuat sedihku semakin perih, SMS yang aku kirimakan selalu gagal terkirim, ada apa dengan Nomornya? mengapa sudah tidak aktif lagi? 
Sungguh siksa yang membathin... 

Yaz, apapun dan bagaimanapun keadaanmu disana, KK harap DD selalu dalam lindungan Allah Swt. Amin... 

Yang Mencintai Selalu
KaKak